0

Malam ke 15 Ramadhan 1434 H

Posted by Riski Safaat on 13.02
Innalillahi Wainailahi Rajiun
Semua yang datangnya dari Allah SWT akan kembali kepada Allah SWT

Kita wajib bersyukur atas semua nikmat dan karunia yang diberikan Allah SWT.
Gak perlu ada yang patut kita sombongin dalam hidup ini.
Harta, Jabatan, Keluarga, Kepintaran semua datangnya dari Allah SWT.

Terimakasih karena mungkin malam ini aku dipertunjukan kuasa Allah SWT.
Apa kalian pernah berfikir gimana klo Ayah atau Ibu kalian dipanggil Allah SWT saat ini juga ??
Saat ini aku mencoba memasuki daya khayal bagaimana menjadi Ayah yang meninggal,Ibu ditinggalkan ayah saat Umroh di tanah suci dan memasuki daya khayal sebagai anak yang ditinggalkan.
Aku tak terbayang jika dalam posisi REAL.

1. Ayah (Aku) yang meninggal
    Takdir memang telah berkata demikian. Allah SWT telah memanggiku saat ini 22 Juni 2013 bertepatan dengan 15 Ramadhan 1434 H. Aku sebagai ayah merasakan belum sepenuhnya membahagiakan keluargaku. Belum sepenuhnya bisa mengimami istri dan anak-anakku. Masih banyak yang harus keperjuangkan demi masa depan keluargaku. Aku tak ingin istriku menjanda dan anak-anakku menjadi piatu, namun Allah SWT berkata lain. Untuk istri dan anak-anakku, maafkan ayah jika selama ini ayah belum bisa menjadi Imam yang baik bagi kalian, belum bisa menjadikan keluarga ini, keluarga yang dalam lindungan keberkahan. Istriku, aku titipkan buah cinta kita kepadamu. Tolong didik mereka supaya menjadi anak yang sholeh dan sholeha. Didik mereka dalam didikan yang diridhoi Allah SWT. Kelak mereka akan mendoakan kita bersama saat di alam kubur nanti. Terimakasih atas kesetiaan cintamu kepadaku selama ini. Aku sangat bangga padamu. Saat ajal menjemputku, kau sedang berada di rumah Allah dalam ibadah Umrah. Sungguh aku bahagia memiliki istri sholeha sepertimu. Doakan kita supaya kelak keluarga ini bisa bertemu kembali di syurga Allah SWT nanti. Terimakasih karena kau telah lebih mencintai Allah SWT dibanding aku dan anak-anakmu. Karena sesungguhnya cinta yang kekal hanyalah antara cinta hambanya dengan Tuhannya.

2. Ibu (Aku) yang ditinggalkan saat sedang berada di Mekkah
       Aku yang selalu menghormati suamiku. Aku yang selalu berjuang tanpa henti demi anak-anakku. Namun cinta kepadaMU Allah SWT, sungguh lebih besar dari siapapun. Aku yang sangat terpukul akan meninggalnya Imam, Kepala keluarga , Ayah dari anak-anakku. Tak kuasa aku menahan tangis ini ketika menghadap rumahMU Allah. Aku sangat kehilangan. Suamiku yang selama ini membuka mataku terhadap Islam yang Indah ini. Ia yang mengajariku kesederhanaan hidup yang mengadung keberkahan. Dia yang selama ini membimbingku dari yang aku tak beriman kepadaMu sampai saat ini. Yaaa Rabbb...Engkau berikan cobaan yang sangat berat untukku yaa rabbb. Tak ada cium perpisahan, peluk perpisahan untuk terakhir kalinya aku melihatnya di dunia ini. Namun aku harus tetap melanjutkan sisa ibadahku di tanah suci demi ridho ilahimu yaa Allah. Di tanah suci ini aku duduk bersimpuh yaa Allah memohon ampun atas semua kesalahanku dan suamiku saat di dunia ini. Berikanlah ia tempat yang layak disisiMu. Sesungguhnya suamiku adalah pria yang sholeh dan telah menjadi imam yang baik di keluarga kecil ini. Untuk suamiku, terimakasih atas kesederhanaan yang telah engkau ajarkan pada keluarga ini. Terimakasih karena telah membuka mata hatiku untuk melihat indahnya Islam. Semua yang kau ajarkan kepadaku tentang indahnya Islam memang benar adanya. Tak dapat yang bisa menggantikanmu wahai Imamku. Sekarang kau telah bahagia dengan tenang di syurga sana. Disini aku selalu mendoakanmu. Aku berjanji akan menjaga dan merawat anak-anak kita supaya menjadi manusia yang sholeh dan berguna bagi agamanya.

3. Anak (Aku) sebagai anak yang ditinggalkan
         Sesalku tiada tara, ketika melihat terbujur kaku dihadapanku. Ayah yang selalu gagah dan ceria saat ini telah tak bernyawa. Allah SWT telah mengambilnya. Mungkin aku sebagai anak tak pernah dapat mengembalikan kasih sayangnya saat ini bahkan sampai kapanpun. Aku yang kadang tak hormat kepadanya, Aku yang selama ini sering mengecewakan dan membuat luka hatinya. Ayah..aku minta maaf. Tangis pun tak dapat ku pendam. Ku peluk ayah dan kuciumnya sampai raga ini tak lagi kuasa terhadap jalan yang sudah diaturnya. Engkau ayah yang baik, mungkin tak ada pria yang sebaik dan sesayang engkau padaku. Ayah yang selama ini menjagaku dr kecil hingga sebesar ini sudah tak lagi ada. Ayah, terimakasih karena kau telah mengajariku Islam sesuai apa yang diajarkan Rasullulah SAW. Engkau yang selalu membimbingku dalam lantunan Al-Qur'an dan hadits. Ku doakan supaya ayah tenang disisi Allah SWT. Terimakasih karena telah mendidiku sampai sebesar ini. Aku berjanji akan menjaga ibu dan menjaga keluarga ini supaya tetap sederhana dan hangat akan kebersamaan. Selamat jalan ayah, aku sayang ayah :)


Jika saat ini kita punya salah terhadap orang yang kita sayangi baik itu Ayah, Ibu, Adik, kakak, Guru, Teman atau Sahabat segeralah yuk kita meminta maaf, jangan gengsi atau malu untuk meminta maaf. Masih sempat kita berubah untuk lebih menghormati dan menjaga orang-orang yang kita sayangi. Yuk dari sekarang kita peluk sebagai tanda sayang kita terhadap orang-orang tersebut mempung mereka masih ada. :)





0 Comments

Posting Komentar

Copyright © 2009 Ekki KataK All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.